Manchester City F.C.
Manchester
City
|
|
Nama lengkap
|
Manchester City Football Club[1]
|
Julukan
|
City, The Citizens, The Sky Blues
|
Didirikan
|
1880; 133 tahun yang lalu, sebagai
St. Mark's (West Gorton)
16 April 1894, sebagai Manchester
City[2]
|
Stadion
|
|
Pemilik
|
|
Ketua
|
|
Manajer
|
|
Liga
|
|
|
ke-1 (juara), Liga Utama Inggris
|
Situs web
|
|
|
|
|
Pertandingan pertama dimainkan pada
bulan November 1880. Pada waktu itu masih bernama St Mark's (West Gorton).
Pada tahun 1887 berubah nama menjadi Ardwick A.F.C, dan pada tahun 1894
menjadi Manchester City F.C.
Mulai tahun 1980-an
City mengalami masa penuh gejolak penurunan yang berpuncak pada degradasi ke
tingkat ketiga sistem liga sepak bola Inggris
pada tahun 1998 untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka. Pada waktu era Liga Primer Inggris pertama kali dibentuk tahun
1992, City adalah salah satu pendirinya. Tetapi prestasi klub tidak kunjung
membaik, bahkan City harus terdegradasi kembali ke tingkat kedua hingga 2 kali,
sementara di ajang Piala FA sejak bergulirnya Liga Primer Inggris, prestasi
terbaik City hanya sampai pada perempat-final.
Sejarah
St Marks Tahun 1884
Sejarah berdirinya Manchester City
Football Club, tidak terlepas dari peran seorang wanita. Pada November 1865, Arthur
Connell diangkat sebagai Kepala Gereja St.Mark's
di West
Gorton,
sebuah distrik di timur
Manchester,
Inggris.
Putrinya Anna Connell (1855-1924)[ket 1][3]
berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para
pemuda paroki untuk berolahraga.[4]
Saat itu tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa
olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.
Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja
St.Mark's dan mulai tahun 1875 tim kriket mulai menambahkan permainan sepakbola
yang pada waktu itu mulai populer.
Akhirnya pada tahun 1880 para pemain kriket
membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks (West Gordon) dibawah bimbingan
William Beastow dan Anna Connell (diyakini sebagai satu-satunya wanita telah
mendirikan sebuah klub sepak bola profesional di Inggris).
Tahun 1887 mereka pindah ke markas
yang baru di Hyde Road,
Ardwick.
Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan letaknya
yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun
1892. Setahun kemudian, musim 1893-94, masalah keuangan membelit klub dan
setelah direorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester
City Football Club.
Masa
Pembentukan (1875-1894)
St.Mark's
(1880-1887)
Anggota Gereja St.Marks dari
Inggris, West Gorton, Manchester, mendirikan klub sepak bola yang sekarang
dikenal sebagai Manchester City, untuk tujuan kemanusiaan. Mereka, berusaha
untuk mengekang kekerasan geng lokal dan alkoholisme dengan membentuk kegiatan
baru untuk pria lokal, sementara pengangguran yang tinggi juga melanda Timur
Manchester, khususnya Gorton.
emua orang dapat mengikutinya,
tanpa memandang agama, yang pada abad ke-19
sangat sensitif. Anna Connell secara pribadi mengunjungi setiap rumah di paroki tersebut
untuk menarik minat dan keterlibatan, mengundang baik Protestan
dan Katolik
untuk mengambil bagian dalam kegiatan baru tersebut.[5]
Sebuah klub kriket gereja
sudah dibentuk sebelumnya pada tahun 1868. Anna menyampaikan saran kepada pegawai Gereja, William
Beastow. Dia menduga bahwa rutinitas sehari-hari laki-laki akan lebih baik bila
disalurkan melalui permainan kolektif yang dikelola gereja, melalui permainan
olahraga baru, yang semakin populer di akhir abad ke-19
yang disebut dengan 'sepak bola'. Untuk mewujudkan hal tersebut dan
sebagai bagian dari keinginan Anna Connell untuk menyembuhkan penyakit sosial,
sipir gereja William Beastow dan Thomas Goodbehere memulai menbentuk tim sepak bola
geraja yang disebut St.Mark's (West Gorton), kadang dituliskan West
Gorton (St.Mark's) pada musim dingin tahun 1880.[6]
Anna Connell dikenal sebagai satu-satunya wanita yang membentukan klub
sepakbola utama Inggris.
Pertandingan pertama tim tercatat
terjadi pada 13 November 1880, melawan tim gereja
dari Macclesfield. St.Mark's mengenakan kemeja hitam dengan celana pendek
putih. St Marks kalah dalam pertandingan 2-1, dan hanya memenangkan satu
pertandingan selama musim perdana mereka di 1880-81, dengan kemenangan atas
Stalybridge Clarence Maret 1881.[7]
Pada tahun 1884, klub bergabung
dengan klub lain, yaitu Gorton Athletic. Tetapi merger tersebut
hanya berlangsung beberapa bulan sebelum klub dibagi lagi. St Mark's menamakan
diri mereka dengan Gorton A.F.C sementara Gorton Athletic berubah
menjadi West Gorton Athletic.[8]
Dengan perubahan nama ini, tim secara bertahap kehilangan sentuhan awal agama
mereka, dan nama St.Mark's perlahan memudar, dengan klub sering menempatkan
St.Mark's dalam tanda kurung.
Ardwick
A.F.C. (1887-1894)
Pada tahun 1887, Gorton A.F.C.
berubah status menjadi profesional dan pindah ke tempat baru di Hyde Road
Ardwick,
dan mengganti namanya menjadi Ardwick AFC untuk mencerminkan lokasi baru
di timur kota. Pertandingan pertama mereka di Hyde Road pada 10 September 1887
direncanakan untuk melawan Salford AFC sebagai "grand opening"
stadion baru. Tetapi pertandingan tidak jadi dilaksanakan karena Salford AFC
tidak dapat bertanding.[9]
Pada tahun 1889 terjadi bencana
ledakan tambang batubara dekat Hyde Road yang menyebabkan kematian 23
penambang. Ardwick dan Newton Heath, yang keduanya kemudian
menjadi Manchester City dan Manchester
United, mengadakan pertandingan persahabatan di bawah lampu sorot,
dalam rangka menghimpun dana bantuan bencana.
Pada tahun 1885 diadakan Piala
Manchester (bahasa Inggris: Manchester Cup) untuk pertama kalinya. Ardwick AFC menjadi lebih dikenal
luas pada tahun 1891, setelah menjuarai Manchester Cup untuk pertama kalinya,
mengalahkan Newton Heath 1–0 di final.[10]
Keberhasilan ini berpengaruh
terhadap keputusan Football Alliance untuk menerima Ardwick sebagai
anggota untuk musim 1891-1892. Pada saat Football Alliance bergabung dengan
Football League pada tahun 1892, Ardwick AFC menjadi sebagai salah satu
anggota pendiri Divisi Dua.
Masalah keuangan di musim 1893-1894
menyebabkan reorganisasi dalam klub, dan Ardwick berubah menjadi Manchester
City, dengan nama resmi Manchester City Football Club Company Limited
dan menjadi perusahaan yang terdaftar pada tanggal 16 April
1894.
Masa
awal Manchester City F.C (1894-1928)
Masa
Perkembangan (1894-1898)
Billy
Meredith "The Welsh Wizard" pemain kunci City
diawal pembentukan
Mulai tahun 1894 klub ditata ulang
oleh manajemen. Manajer Yosua Parlby merekrut Billy
Meredith yang berusia 19 tahun dari Northwich Victoria. "The
Welsh Wizard" tersebut sangat hebat karena mempunyai telenta yang tinggi
dan masa depan yang bagus. Billy bermain untuk tim nasional Wales dan menang pertama
kali pada tahun 1895. Namun, ia terus bekerja di bawah tanah sebagai penambang
selama seminggu sampai 1896, ketika Manchester City akhirnya bersikeras bahwa
dia harus melepaskan pekerjaan tambang batu bara nya.
Klub ini berkembang dengan pesat dan
pada tahun 1895, dan sudah menarik lebih dari 20.000 orang sebagai pendukung.
Para pendukung Manchester City waktu itu dikenal sebagai penggemar riang klub
mereka, sering menyalurkan antusiasme mereka dan menciptakan suasana yang ramai
di Hyde Road, dengan terompet. Kadang-kadang sesekali mereka memakai pakaian
yang mewah.
Manchester City saat menjuarai Piala
FA 1904
Pada tahun 1899, klub menjuarai
Divisi II dan berhak promosi untuk pertama kalinya ke tingkat tertinggi dalam
sepak bola liga Inggris
saat itu, Divisi I.
Klub akhirnya mencatatkan gelar
pertamanya pada tanggal 23 April 1904, dengan mengalahkan Bolton
Wanderers 1–0 di Crystal Palace dalam sebuah final turnamen
sistem gugur paling bergengsi di sepak bola Inggris, yaitu Piala FA
atau lebih dikenal dengan FA Cup. Klub nyaris mendapatkan gelar ganda pada tahun 1904
karena mengakhiri liga Divisi I sebagai runner-up pada musim 1903-1904.
Pindah
ke Maine Road (1923)
Pada tahun 1920, Hyde Road
menjadi stadion sepakbola pertama di luar London yang dikunjungi oleh raja yang
berkuasa.[11]
Pada tanggal 27 Maret 1920 Raja George V hadir di Hyde Road untuk menyaksikan
pertandingan antara Manchester City dan Liverpool.[12]
Bulan November sebuah kebakaran yang
disebabkan oleh rokok menghancurkan tribun utama dan akhirnya Manchester City
mulai mencari rumah baru. Awalnya diusulkan kemungkinan untuk berbagi Stadion
Old Trafford dengan tetangganya, Manchester
United. Namun sewa yang diusulkan United terlalu mahal, sehingga
Hyde Road diperbaiki dan City terus bermain di Hyde Road.
Rencana untuk pindah dari timur
Manchester ke selatan Manchester di Maine Road,
Moss Side membuat marah John Ayrton, Direktur Manchester City saat itu.
John akhirnya berpisah dari klub dan mendirikan Manchester Central F.C.,
karena merasa harus ada sebuah tim sepak bola dari timur Manchester.
Akhirnya rencana klub untuk pindah
ke basis baru di Maine Road, Moss Side diumumkan pada tahun
1922. Pertandingan terakhir Manchester City di Hyde Road
adalah pertandingan liga melawan Newcastle
United pada 28 April 1923, dan pada bulan Agustus 1923 menjadi pertandingan sepak
bola terakhir yang diadakan di Hyde Road. Manchester City memulai musim
1923-1924 di Maine Road, yang saat itu memiliki kapasitas
85.000 dan dijuluki Wembley of The North.
Setelah itu beberapa bagian dari
Hyde Road masih digunakan. Atap stand utama dijual ke Halifax Town, dan
didirikan The Shay Stadium dimana atap stand utama masih digunakan.[13]
Selama satu dekade, semua jejak sepak bola menghilang dari Hyde Road. Pada
2008, lokasi bekas lapangan adalah depo bus, sebagai tempat latihan para supir.[14]
Tahun 1926 klub mencapai Final Piala
FA, dan mencetak 31 gol dalam 5 pertandingan dalam perjalanan ke final. Namun
di pertandingan final City dikalahkan 1–0 oleh Bolton Wanderers. Kekecewaan
bertambah, karena di liga City terdegradasi di akhir musim. Tahun 1928 City
menjadi juara Divisi II dan kembali promosi ke Divisi I.
Periode
1928-1965
Tim
Tahun 1930-an
Pada tahun 1930-an City mulai
menjadi penantang serius, dalam berbagai kesempatan di Piala FA. Pada tahun
1930-an City mempunyai beberapa nama terkenal seperti Matt Busby
yang kemudian menjadi Manager Manchester United, Frank Swift
seorang penjaga gawang dengan rentang tangan hingga
jari mencapai 12 inci,
yang masih dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik sepanjang masa.
Kemudian ada striker
yang sulit dipahami karakternya tapi rawan cedera yaitu Fred Tilson
dan kapten yang sangat berpengaruh yaitu Sam Cowan.
Di sebuah pertandingan final, sebelum pertandingan pada saat bersalaman, Sam
Cowan memberitahukan kepada Raja dengan mengatakan , "Yang Mulia, ini
adalah Tilson. Dia hari ini bermain dengan kaki yang patah".
Cowan menjadi kapten City,
menggantikan Jimmy McMullan. Selama menjadi kapten, City
mencapai final Piala FA sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah pada tahun 1933,
melawan Everton.
Selama pertandingan Cowan sering berhadapan langsung melawan Kapten Everton Dixie
Dean. Kedua pemain terkenal karena kemampuan mereka dalam menjaga
daerahnya. Matt Busby mengatakan bahwa "Cowan bisa menyundul bola sama
jauhnya jika kita menendang dengan kaki". Tetapi Dean menang dalam
pertempuran udara, mencetak gol kedua Everton dengan sundulan kepala. Kehadiran
Dean memberi Cowan dilema, dia terpecah antara tekad untuk tidak meninggalkan
Dean dan keinginan untuk membantu menyerang ke depan. Akhirnya Everton menang
3-0.
Tapi pada saat Cowan menerima medali
sebagai runner-up dari Duke of York, ia mengatakan bahwa ia akan kembali
tahun depan sebagai pemenang. Sesuai dengan perkataan Cowan, City kembali ke Wembley
pada tahun berikutnya (1934), dan akhirnya memenangkan Piala FA, Cowan memenuhi
janjinya. Klub mengakhiri liga pada tahun 1930 di posisi ketiga, dan kalah
tipis dari Arsenal
oleh gol Herbert Chapman di menit terakhir pada semi-final Piala FA 1932.
Spesialis
Piala FA
Raja George V hadir di Wembley
pada Final Piala FA
1934 Manchester City vs Portsmouth
City mendapatkan reputasi sebagai
spesialis Piala FA pada tahun-tahun itu. Pada tahun 1934, 84.559 pendukung
datang memenuhi Maine Road untuk menyaksikan City melawan Stoke City
di perempat final. Rekor kehadiran tersebut masih bertahan hingga saat ini.
Di final Piala FA 1934, Cowan menjadi
pemain pertama dan satu-satunya pemain City yang tampil di tiga final Piala FA.
Dia adalah kapten saat City menang 2-1 atas Portsmouth.
Sebagai kapten tim Cowan sangat bertanggung jawab untuk memotivasi sesama
pemain dan menjaga taktik pertandingan. Pada era itu, seorang kapten dapat
seperti manager, yang secara administrasi dapat memberikan masukan taktik.
Semusim setelah kemenangan Piala FA,
klub mengakhiri liga di urutan keempat pada musim 1934-35 dan gagal memperbaiki
rekor Piala FA setelah kalah 1-0 dari Tottenham di babak ketiga. Di musim
1935-1936 berikutnya City harus berjuang untuk mengakhiri liga di posisi
kesembilan.
Juara
Liga Pertama (1937)
City akhirnya merebut gelar juara
liga Divisi I pertama mereka pada tahun 1937 setelah menjadi runner-up dua kali
di 1903-04 dan 1920-21, dan berakhir di tempat ketiga sebanyak tiga kali di
1904-05, 1907-08 dan 1929-30. City keluar sebagai juara dan satu-satunya tim
dengan mencetak lebih dari 100 gol, serta tidak terkalahkan selama 22
pertandingan di liga.
Juara
Bertahan Terdegradasi (1938)
Di musim 1937-1938 berikutnya mereka
langsung terdegradasi ke divisi II, kendati mencetak gol lebih banyak dari tim
manapun di liga. Peristiwa ini dikaitkan dengan typical City syndrome.
City menjadi satu-satunya juara bertahan yang terdegradasi dalam sejarah sepak
bola Inggris.
Setelah satu musim di Divisi II,
akhirnya liga dihentikan karena terjadinya Perang Dunia II. Selama periode enam
tahun, Liga Perang diperkenalkan, namun hal ini hanya bertujuan sebagai
olahraga hiburan yang ditujukan untuk memberikan semangat kepada seluruh rakyat
di kota-kota di seluruh Inggris. Beberapa pemain memilih untuk bermain untuk
City selama perang dan beberapa bermain sebagai tamu untuk tim lain seperti
Frank Swift. Sedangkan Jackie Bray bergabung dengan Angkatan Udara Inggris,
Royal Air Force pada tahun 1940 untuk ikut membantu perang dan dianugerahi
Medali Kerajaan Inggris karena jasa-jasanya selama perang.
20 tahun kemudian, Manchester City
yang terinspirasi kan taktik bernama Revie Plan berhasil masuk
final Piala FA 1955. Mereka kalah di final melawan Newcastle
United, tapi tahun berikutnya mereka menjuarai Piala FA dengan
mengalahkan Birmingham di final 3-1. Partai final
tahun 1956 ini termasuk partai final Piala FA yang dikenang orang banyak karena
di pertandingan itu kiper City, Bert
Trautmann, terus bermain walaupun mengalami patah tulang leher.
Setelah itu City tenggelam dan baru
muncul ke permukaan saat Joe Mercer dan Malcolm
Allison ditunjuk untuk menjadi duo manajer klub pada tahun 1965.
Periode
1965-2001
Masa
kejayaan (1965-1977)
Pada musim panas tahun 1965,
manajemen klub menunjuk Joe Mercer dan Malcolm
Allison sebagai manajer dan asisten manajer City. Musim 1965-66
adalah musim ketiga City bermain di Divisi II (kasta kedua) liga sepak bola
Inggris. Setelah Joe Mercer ditunjuk sebagai manager, mereka membuat pembelian
terpentingnya pada Mike Summerbee dan Colin Bell.
Musim pertama dibawah asuhan Mercer, klub memenangkan gelar juara Divisi II dan
berhak promosi kembali ke Divisi I.
Dua musim berikutnya, musim
1967-1968, Manchester City menjuarai Divisi I Liga sepak bola Inggris untuk
kedua kalinya mengalahkan rival sekotanya Manchester United yang berada di
posisi kedua.[15]
Mereka memastikan gelar juara pada partai terakhir dengan kemenangan 4–3 di
kandang Newcastle. Piala dan prestasi pun kemudian mulai mengalir datang.
Musim berikutnya 1968-69, mereka
memenangkan kembali Piala FA 1969 setelah di final mengalahkan Leicester City dengan skor 1-0. Setelah
memenangkan Piala FA tahun 1969, City berhak tampil di Piala Winners UEFA musim berikutnya. Tampil di
Piala Winners UEFA musim 1969-70 adalah kedua kalinya City berlaga di kompetisi
Eropa, setelah pada musim sebelumnya berlaga di Liga Champions UEFA.
Musim 1969-70, City mencatatkan diri
sebagai klub pertama dari Inggris yang bisa memenangkan dua piala domestik dan
Eropa dalam satu musim.[16]
Pada tahun 1970 City memenangkan Piala Winners UEFA Eropa untuk pertama kalinya
dengan mengalahkan Górnik Zabrze 2–1 di final. Pada musim yang
sama mereka juga memenangkan Piala Liga
dengan mengalahkan West Bromwich Albion 2-1 di final yang
dilangsungkan di Stadion Wembley.
Setelah itu, sepanjang awal dekade
hingga pertengahan dekade 1970-an, klub terus berusaha untuk meraih prestasi
demi pretasi. Pada Piala Winners UEFA tahun 1971, meraka hanya mencapai
semi-final setelah dikalahkan oleh Chelsea.
Pada bulan Oktober
1971 Joe Mercer
mengundurkan diri dan digantikan oleh Malcolm
Allison. Dibawah Allison klub kembali mengikuti kejuaraan antar klub
eropa pada musim 1972-73 dengan berlaga di Liga Champions UEFA, walaupun hanya sampai di
babak 1. Gelar yang diperoleh pada masa Allison adalah menjadi juara Charity
Shield pada awal musim 1972-73.
Rivalitas dengan klub sekota, Manchester
United, selalu sengit. Salah satu partai yang banyak dikenang adalah
pada partai terakhir di musim liga 1973–74. Derby panas tak terelakkan terjadi
di Old Trafford
tatkala baik City maupun United harus menang agar bisa selamat dari degradasi.
Mantan pemain United, Denis Law, mencetak satu-satunya gol kemenangan
City yang juga otomatis menyebabkan rival sekotanya United, harus degradasi ke
divisi 2.
Malcolm Allison mengundurkan diri
pada bulan Maret 1973 dan digantikan oleh Johnny Hart. Hart hanya sebentar
menangani klub sebelum digantikan sementara oleh Tony Book
(kapten City saat itu). Ron Saunders akhirnya menjadi manajer klub pada November
1973 hingga April 1974 dan akhirnya diganti
kembali oleh mantan kapten klub yaitu Tony Book.
Dibawah Tony Book,
City kembali menjadi juara Piala Liga pada tahun 1976 setelah di final
mengalahkan Newcastle United dengan skor 2-1. Pada
musim 1976-77 City hampir menjadi juara Liga Inggris setelah mengakhir liga pada posisi
kedua, dengan hanya selisih satu point dari Liverpool.
Pada masa Tony Book, City selalu berlaga di Liga Champions UEFA selama tiga musim
berturut-turut, dari musim 1976-77 hingga 1978-79.
Masa
sulit (1982-2001)
Setelah menjadi runner-up pada Piala FA
tahun 1981, Manchester City tidak menghasilkan gelar penting apapun dan hanya
timbul-tenggelam di Premiership. Mereka hanya promosi ke divisi utama namun
kemudian terdegradasi lagi ke divisi 2.
Musim 1982-83 klub mengakhiri liga
di posisi ke-20, sehingga menyebabkan mereka harus degradasi ke divisi II.
Setelah dua musim bermain di divisi II, musim 1985-86 mereka kembali ke divisi
I, tetapi mereka kembali terdegradasi ke divisi II dua musim kemudian setelah
pada musim 1986-87 mengakhiri liga di posisi ke-21. Musim 1989-90 City kembali
bermain di divisi I, dan sempat bermain stabil dengan selalu mengakhiri liga di
posisi ke-5 dalam dua musim berturut-turut.
Musim 1992-93 dimulai era baru
dengan nama Liga Primer (bahasa
Inggris: Premier League) dimana City menjadi salah satu
klub pendirinya. Tetapi perjalanan klub di era Liga Primer tidak berlangsung
mulus, bahkan cendrung terus mengalami penurunan. Puncaknya adalah pada musim
1998-99 mereka terdegradasi dan harus bermain sampai ke divisi 3 (sekarang
bernama: Football League One). Setelah kedatangan David
Bernstein pada bulan Maret 1998
sebagai chairman yang baru, City pun mulai berbenah. Beruntung, mereka hanya
satu musim bermain di divisi 3 dan kemudian promosi ke divisi 2 (sekarang
bernama: Football League Championship).
Periode
2001-Sekarang
Maret 2005 Keegan mundur dan Stuart Pearce
menggantikannya sebagai caretaker atau manager sementara. Penampilan City yang
cemerlang membuat Pearce diangkat sebagai manager penuh dan musim 2005-2006
Pearce membawa City menempati urutan ke-6 Liga Utama. Musim berikutnya
penampilan City menurun drastis dan hanya menghuni papan bawah klasemen
walaupun tidak sampai terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan
mantan manajer tim nasional Inggris, Sven-Göran Eriksson. Pada saat itu Manchester
City telah dimiliki oleh miliuner ambisius yang juga bekas perdana menteri
Thailand, Thaksin Shinawatra.
Di bawah Eriksson, City tampil
perkasa pada awal kompetisi namun mulai kehilangan keseimbangan mulai dari
pertengahan kompetisi, walaupun demikian mereka bisa mencapai zona Piala UEFA
berkat penampilan fair playnya. Thaksin yang tidak sabaran sudah ingin
memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak ditahan oleh fans
Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan tidak memperhatikan
keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya tertunda sebentar dan benar-benar
dilakukan saat akhir kompetisi.
Mark Hughes,
manager Blackburn Rovers dan juga mantan pemain
kesayangan klub sekota Manchester United, ditunjuk untuk
menggantikannya. Dibawah Hughes, City berhasil menempati posisi Liga Utama
Inggris pada musim 2008-09 dan juga berhasil menembus babak perempat-final Piala UEFA.
Hughes hanya bertahan hingga setengah musim 2009–10, ia digantikan oleh Roberto
Mancini.
Era
Roberto Mancini (2009-2013)
Dibawah Mancini, City berhasil
menempati posisi kelima pada Liga Utama Inggris musim 2009–10. Musim
berikutnya, City berhasil menjuarai Piala FA
setelah mengalahkan Stoke City 1–0 dan berhasil menempati posisi
ketiga pada Liga Utama, hanya perbedaan selisih gol saja yang membuat City
gagal menggusur Chelsea dari peringkat kedua.
Musim 2011–12 menandai keberhasilan
klub menyudahi 44 tahun puasa gelar juara Liga (terakhir pada tahun 1968) dalam
kompetisi yang ketat dengan Manchester United. Manchester City berhasil menjadi
juara dengan perbedaan selisih gol yang lebih baik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Manchester_City_F.C.